MERAPI I'M IN LOVE















Pantai Pariaman

















Stasiun Pariaman



















Pantai Padang


















Gunung Singgalang


















Jembatan Kereta Api Batang Anai Pariaman


















Pantai Tanjung Mutiara Agam

















Gerbang Agam

















Ombak Pantai Tanjung Mutiara

















Rumah Kelahiran Buya Hamka

















Ngarai sianok Grand Canyon Of Ranah Minang


















Rumah Gadang Puti Bungsu





















Jembatan Limpapeh





















Jam Gadang Bukittinggi

















Pasar Atas Bukittinggi
MERAPI I'M IN LOVE



























Kota Pariaman Tercinta tempat aku tinggal. Kampuang nan jauah dimato, dakek di hati.
Pariaman terkenal dengan tabuik nya.
Perayaan tabuik yang diselenggarakan setiap 1--10 Muharam adalah suatu upacara untuk memperingati meninggalnya Husein (Cucu Nabi Muhamad SAW) pada 61 Hijriah yang bertepatan dengan 680 Masehi.

Pesta Tabuik
Sebelum upacara adat tabuik dilaksanakan, dilakukan pembuatan tabuik di dua tempat, yaitu di pasar (tabuik pasar) dan subarang (tabuik subarang). Kedua tempat tersebut dipisahkan oleh aliran sungai yang membelah Kota Pariaman. Dahulu, selama berlangsungnya pesta tabuik selalu diikuti dengan perkelahian antara warga dari daerah pasar dan subarang. Bahkan, ada beberapa pasangan suami-isteri yang berpisah dan masing-masing kembali ke daerah asalnya di subarang dan pasar. Setelah upacara tabuik berakhir, suami-isteri tersebut kembali berkumpul dalam satu rumah. Walaupun korban terluka parah dalam perkelahian, namun ketika acara berakhir mereka bersatu kembali, sehingga suasana kembali semula (tenang dan damai).

Tabuik yang dibuat oleh kedua tempat ini terdiri dari dua bagian (atas dan bawah) yang tingginya dapat mencapai 12 meter. Bagian atas yang mewakili keranda berbentuk menara yang dihiasi dengan bunga dan kain beludru berwarna-warni. Sedangkan, bagian bawah berbentuk tubuh kuda, bersayap, berekor dan berkepala manusia. Bagian bawah ini mewakili bentuk burung Buraq yang dipercaya membawa Imam Hosein ke langit menghadap Yang Kuasa. Kedua bagian ini nantinya akan disatukan dengan cara bagian atas diusung secara beramai-ramai untuk disatukan dengan bagian bawah.. Setelah itu, berturut-turut dipasang sayap, ekor, bunga-bunga salapan dan terakhir kepala. Untuk menambah semangat para pengusung tabuik biasanya diiringi dengan musik gendang tasa.

Gendang tasa adalah sebutan bagi kelompok pemain gendang yang berjumlah tujuh orang. Mereka bertugas mengiringi acara penyatuan tabuik (tabuik naik pangkat). Gendang ini ada dua jenis. Jenis pertama disebut tasa didiang. Jenis ini dibuat dari tanah liat yang diolah sedemikian rupa, kemudian dikeringkan. Tasa didiang ini harus dipanaskan sebelum dimainkan. Jenis gendang kedua adalah yang terbuat dari plastik atau fiber dan dapat langsung dimainkan. Sebagai catatan, selama pesta yang lamanya 10 hari ada pertunjukan-pertunjukan lain, seperti: pawai tasawuf, pengajian yang melibatkan ibu-ibu dan murid-murid Tempat Pengajian Al Quran (TPA) dan Madrasah se-Kota Pariaman, grup drum band, tari-tarian, musik gambus, dan bahkan atraksi debus khas Pariaman.

Setelah penyatuan tabuik selesai (menjelang Zuhur), kedua tabuik yang merupakan personifikasi dari dua pasukan yang akan berperang dipajang berhadap-hadapan. Sebagai catatan, dalam acara pesta adat tabuik yang lamanya sekitar 10 hari (1--10 Muharam), ada beberapa tahap yang harus dilalui, yaitu: (1) pembuatan tabuik; (2) tabuik naik pangkat (menyatukan tiap-tiap bagian tabuik); (3) maambiak tanah (mengambil tanah yang dilakukan pada saat adzan Magrib). Pengambilan tanah tersebut mengandung makna simbolik bahwa manusia berasal dari tanah. Setelah diambil, tanah tadi diarak oleh ratusan orang dan akhirnya disimpan dalam daraga yang berukuran 3x3 meter, kemudian dibalut dengan kain putih. Lalu, diletakkan dalam peti bernama tabuik; (4) maambiak batang pisang (mengambil batang pisang dan ditanamkan dekat pusara); (5) maarak panja/jari (mengarak panja yang berisi jari-jari palsu keliling kampung). Maarak panja merupakan pencerminan pemberitahuan kepada pengikut Husein bahwa jari-jari tangan Husein yang mati terbunuh telah ditemukan; (6) maarak sorban (membawa sorban berkeliling) menandakan bahwa husein telah dipenggal; dan (7) membuang tabuik (membawa tabuik ke pantai dan dibuang ke laut).

Setelah waktu Ashar, di tengah ratusan ribu orang, kedua tabuik itu diarak keliling Kota Pariaman. Masing-masing tabuik dibawa oleh delapan orang pria. Menjelang senja, kedua tabuik dipertemukan kembali di Pantai Gandoriah. Pertemuan kedua tabuik di Pantai Gondariah ini merupakan acara puncak dari upacara tabuik, karena tidak lama setelah itu keduanya akan diadukan (sebagaimana layaknya perang di Karbala). Menjelang matahari terbenam kedua tabuik dibuang ke laut.

Prosesi pembuangan tabuik ke laut merupakan suatu bentuk kesepakatan masyarakat untuk membuang segenap sengketa dan perselisihan antar mereka. Selain itu, pembuangan tabuik juga melambangkan terbangnya buraq yang membawa jasad Husein ke Surga.

Ini foto-foto sekitar pantai Pariaman
















Pantai Pariaman


















Makanan khas pariaman (sala lauk, sala maco, sala udang pantai Gandoriah pariaman)






















Nasi Sek Pariaman (Nasi Seribu Kenyang)




















Pantai Pasir Hitam

















Pariaman kala senja
































Golden Light Pariaman
MERAPI I'M IN LOVE
Ini cerita ku waktu naik gunung ...............

Sudah lama sich...... waktu masa-masa kuliah dulu. Sekarang kan kami sudah di wisuda semua, sudah tua kali yeee. He..he..he.. tapi masih imut-imut koq, kata orang-orang.

Sapa yang gak semangat menyambut tahun baru ??!
Pasti semua senang, menyambut datangnya tahun baru. Semua orang baik tua, muda, anak-anak semua menikmati datangnya malam tahun baru, tak terkecuali Aku n teman-teman.

Rencananya aku n teman-teman (Rika, Ani, Isil n Mini) kami berempat mo menikmati malam tahun baru di bawah jam gadang Bukittinggi sambil menikmati pesta kembang api sampai pagi. Gak tahunya rencana berubah ketika kami menunggu bus ke Bukittinggi, salah satu temen ku (Isil) ketemu sama temanya anak UNAND (Universitas Andalas) mereka mo naik gunung (mendaki) ke Merapi, Kami ditawari untuk ikut bersama mereka. Pada awalnya salah satu temen ku (ani) menolak untuk ikut naik gunung, karena mendaki butuh fisik yang kuat dan mental yang matang, padahal kami tidak memiliki persiapan apa-apa baik fisik, peralatan untuk naik gunung mulai dari tenda, pakaian dingin pokok nya peralatan yang diperlukan untuk mendaki. Tapi isil begitu ingin sekali mendaki. Walaupun dengan sedikit berat hati akhirnya kami semua ikut mereka (anak UNAND) naik gunung tanpa persiapan apa-apa, kami naik gunung cuma bawa badan masing-masing aja dengan gaya yang gak mencerminkan seorang pendaki sejati, karena gak ada niat untuk naik gunung (naik gunung nekat).

Kalau aku ingat waktu itu rasanya lucu banget, karena kami naik gunung seperti orang mo jalan-jalan ke mall. Isil pakai sepatu hak tinggi dan gak bawa apa-apa cuma jaket aja dalam tasnya yang seperti orang ke mall, aku gak bawa apa-apa hanya pakai jaket, sendal jepit plus kaos kaki, sementara ani pakai jaket n bawa tas kecil gak ada isinya dan mini juga bawa tas kecil kosong dan pakai jaket. Bagi Isil dan mini ini pertama kalinya mereka mendaki, aku n ani sudah pernah merasakan naik gunung mungkin untuk yang kedua kalinya.

Akhirnya kami berangkat dari padang menuju ke koto baru. Setelah tiba di Koto baru, udara dingin mulai menusuk tulang, kami makan dulu untuk mengumpulkan energi, dilanjutkan dengan sholat isya di mesjid koto baru. Selesai sholat kami memulai pendakian dan mendaftarkan nama di pos pasanggrahan, tempat memulai pendakian tersebut dan membayar retribusi kepada penjaga pos lalu perjalanan dilanjutkan.

bersambung ........



MERAPI I'M IN LOVE

JIKA Anda hobi berpetualang, Kita semua sanggup menuntaskan dahaga untuk berkeliling gunung, gua, sungai, dan menaklukkan tantangan alam lainnya. Tidak hanya itu, jutaan teman dengan hobi yang sama juga siap menebar rasa kebersamaan sebagai pelengkap suka duka kehidupan. Banyak sekali komunitas petualang di dunia maya ataupun yang bersifat offline.


Kepenatan Kota membuat kita semakin gersang, untuk itulah mari kita mencari suasana di alam bebas dan tenang. Hanya ada di Hutan atau gunung mungkin kita akan dapatkan semua keinginan itu. Tuhan telah menciptakan keindahan alam yang begitu menakjubkan.
Alam memberikan kita satu lidah, akan tetapi memberi kita dua telinga, agar supaya kita dua kali lebih banyak mendengar dari pada berbicara. Seharian sudah kami menapaki bukit tetapi rasanya tak putus-putus tanjakan terus menghadang. Di depan dataran rumput mulai menggantikan hutan pinus dengan kabut sore menggumpal menyelimuti pucuk pepohonan dan berubah menjadi titik titik air ketika dihembus angin.
MERAPI I'M IN LOVE


Gunung Merapi merupakan obyek pendakian yang popular. Jalur pendakian yang paling umum dan dekat adalah melalui sisi utara dari SELO satu kecamatan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang terletak di antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pendakian melalui Selo memakan waktu rata-rata 5 jam hingga ke puncak.

Jalur populer lain adalah melalui Kaliurang, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta di sisi selatan. Jalur ini lebih terjal dan memakan waktu sekitar 6-7 jam hingga ke puncak. Jalur alternatif yang lain adalah melalui sisi barat laut, dimulai dari Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan melalui sisi tenggara, dari arah Deles, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.